Pengertian Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah distribusi elektron dari atom atau molekul pada sebuah orbital. Konfigurasi elektron menggambarkan elektron yang bergerak secara bebas dalam suatu orbital.
Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem dengan hanya satu elektron, elektron dapat berpindah dari satu konfigurasi ke yang lain dengan emisi atau absorpsi energi dalam bentuk foton. Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, hukum di atas tak berlaku.
Kulit dan Subkulit
Konfigurasi
elektron yang pertama kali diusulkan adalah Model Atom Bohr, dan masih umum
tentang kulit dan subkulit. Yang dimaksud kulit dalam konfigurasi elektron
adalah himpunan elektron yang dapat menempati bilangan kuantum utama (n)
yang sama. Atom ke n dapat menampung 2n2 elektron. Contoh, jika kulit pertama dapat menampung 2
elektron, kulit kedua 8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Sedangkan yang
dimaksud subkulit adalah sejumlah elektron yang mempunyai bilangan kuantum
azimut ℓ dalam suatu kulit. Nilai-nilai ℓ = 0, 1, 2, 3 melambangkan s,
p, d, dan f. Masing-masing subkulit maksimum dapat diisi dengan
2(2ℓ+1) elektron. Dengan demikian, s berisi
maksimum 2 elekron, p berisi maksimum 6 elekron, d berisi
maksimum 10 elekron, dan f berisi maksimum 14 elekron.
Menuliskan Konfigurasi Elektron
Model panjang
Konfigurasi
elektron yang paling umum (model panjang) dituliskan dalam bentuk nomor urutan
subkulit, nama subkulit yang diikuti angka superscript (pangkat)
yang menyatakan jumlah elektron. Sebagai contoh, hidrogen (H) hanya mempunyai
sebuah elektron (nomor atom H adalah 1). Maka konfigurasi elektron untuk
hidrogen adalah 1s1 (dibaca satu-s-satu). Fosfor (P) mempunyai nomor atom
15. Maka konfigurasi elektron P adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Model gas mulia
Jika
ingin menuliskan konfigurasi elektron suatu atom yang mempunyai nomor atom yang
tinggi, tentu akan merepotkan karena terlalu panjang. Ada satu model penulisan
yang direkomendasikan yaitu menggunakan nomor atom gas mulia. Sebagai contoh,
konfigurasi elektron P dapat dituliskan menjadi [Ne] 3s2 3p3.
Dalam hal ini, nomor atom Neon adalah 10, dan konfigurasinya adalah 1s2 2s2 2p6.
Pengisian Elektron
Konfigurasi elektron tidak dituliskan
secara sembarangan, melainkan berdasarkan kenaikan energi. Untuk mempermudah
mempelajari konfigurasi elektron, perhatikan model gambar berikut.
Berdasarkan gambar di atas, urutan pengisian elektron dimulai dari 1s dan berakhir pada 8s. Secara keseluruhan, urutan pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f,
5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 8s
Konfigurasi Elektron Ion
Unsur
yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan jumlah elektron. Sebagai
contoh adalah besi (Fe) yang mempunyai nomor atom 26 mempunyai konfigurasi
elektron [Ar]3d64s2. Jika Fe terionisasi menjadi Fe2+,
maka elektron Fe berkurang 2 buah dari jumlah asalnya. Maka konfigurasi
elektron Fe2+ adalah [Ar]3d6. Ingat, jika sebuah atom
mengalami ionisasi, yang berkurang adalah elektron valensi (elektron terluar).
Elektron Valensi
Elektron dalam atom tersusun berdasarkan
tingkat energinya. Penyusunan elektron ini dikenal sebagai konfigurasi
elektron. Urutan pengisian elektron dimulai dari kulit yang memiliki tingkat
energi yang lebih rendah sampai tingkat energi yang lebih tinggi, sampai pada
kulit terakhir yang ditempati elektron sisa.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan bagan
sebagai berikut:
Gunakan bagan di atas untuk memudahkan
Anda menuliskan konfigurasi elektron.
Contoh:
Agar mudah kita kerjakan secara bertahap…
Misalkan kita diminta menuliskan
konfigurasi elektron 11Na, maka:
11Na
2
8 1
pada kulit K kita tuliskan 2 (karena
elektron yang ada sebanyak 11 elektron ≥ 2)
sekarang elektron yang tersisa setelah
kulit pertama terisi 2 adalah 9 elektron (11 – 2 = 9) .
pada kulit L kita tuliskan 8 (karena
elektron sisa setelah kulit pertama sebanyak 9 elektron dan ≥ 8
)
sekarang elektron yang tersisa sebanyak 1
buah elektron, sehingga kita tuliskan 1 pada kulit M karena jumlah elektron
sisa < 8.
Misalkan kita diminta menuliskan
konfigurasi elektron 38Sr, maka:
38Sr
2
8 18 8 2
pada kulit K kita tuliskan 2 (karena
elektron yang ada sebanyak 38 elektron ≥2)
sekarang elektron yang tersisa setelah
kulit pertama terisi 2 adalah 36 elektron (38 – 2 = 36).
pada kulit L kita tuliskan 8 (karena
elektron sisa setelah kulit pertama sebanyak 36 elektron dan ≥ 8
)
sekarang elektron yang tersisa sebanyak 28
(36 – 8 = 28) buah elektron, ingat bahwa 28 lebih besar daripada 18 dan lebih
kecil daripada 32 sehingga kita tuliskan 18 pada kulit M.
Setelah kulit M terisi 18 maka elektron
yang tersisa sebanyak 10 (28 – 18 = 10) buah elektron.
Karena elektron yang tersisa 10 buah
elektron, ingat bahwa 10 lebih besar daripada 8 dan lebih kecil daripada 18
sehingga kita tuliskan 8 pada kulit N.
Sisa 2 elektron kita tuliskan pada kulit
O.
Nah, cobalah menuliskan konfigurasi
elektron atom-atom berikut:
18Ar; 19K; 36Kr; 38Sr; 52Te; 54Xe; 56Ba; 83Bi; 86Rn
dan 88Ra
Elektron valensi merupakan elektron yang
terletak pada kulit terluar sehingga memiliki tingkat energi yang paling
tinggi. Elektron valensi inilah yang berperan dalam reaksi kimia. Cara
menentukan jumlah elektron valensi, yaitu dengan menentukan konfigurasi
elektronnya terlebih dahulu sehingga dapat diketahui jumlah elektron kulit
terluarnya.
Contoh:
Elektron valensi akan berperan dalam
penentuan golongan suatu unsur dalam sistem periodik. Pada saat ini kita hanya
belajar menentukan golongan Utama (A) saja sementara penentuan golongan
Transisi (B) menggunakan aturan subkulit.
Periode dan Golongan
Golongan menempati lajur tegak dalam
sistem periodik modern. Golongan berkaitan dengan jumlah elektron valensi yang
dimiliki atom unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki
sifat-sifat yang mirip. Pada golongan utama terdapat 8 golongan yaitu:
Golongan I A (kecuali
H) disebut golongan alkali
Golongan II A disebut
golongan alkali tanah
Golongan III A disebut
golongan boron-alumunium
Golongan IV A
disebut golongan karbon-silikon
Golongan V A disebut
golongan nitrogen-fosfor
Golongan VI A disebut
golongan oksigen-belerang
Golongan VII A disebut
golongan halogen
Golongan VIII A
disebut golongan gas mulia
Perhatikan contoh sebelumnya:
Berarti atom Ar terletak pada golongan VIII A.
Contoh:
Penentuan Periode dilakukan dengan
menghitung jumlah kulit yang terisi elektron. Contoh:
Perhatikan bahwa jumlah kulit yang terisi
elektron adalah 3 kulit sehingga Ar terdapat pada periode 3.
Contoh:
Memahami
Konfigurasi Elektron pada Pelajaran Kimia 10 (Unsur Golongan Utama)
Konfigurasi elektron atau susunan elektron dalam orbital-orbitalnya adalah
bahasan penting dalam memahami beberapa konsep kimia. Oleh karena itu sejak
kelas 10 SMA, siswa sudah diperkenalkan tentang konfigurasi elektron itu. Hal
ini akan diperdalam di kelas 11, dan penerapan lebih lanjut akan ditemui pada
bahasan-bahasan berikutnya.
Pada saat di kelas 10 beberapa buku mengenalkan tentang konfigurasi
elektron ini hanya sebatas konfurasi elektron pada unsur utama (golongan A)
saja yaitu berapa jumlah kulit yang dimiliki sebuah atom dan berapa elektron
valensinya. Secara umum jumlah elektron maksimal pada tiap kulit bisa
menggunakan aturan 2n2, dimana n adalah kulit ke-n. Sepertinya
sederhana, namun pada praktiknya siswa tidak dengan mudah menerapkan aturan tadi
kalau tidak disertai contoh-contoh. Jadi setiap kulit itu maksimal hanya boleh
terisi elektron sebanyak 2n2, jika ada lebihnya maka diisikan pada
kulit berikutnya. Kulit berikutnya ini juga mengikuti aturan 2n2 ini.
Misalnya:
Konfigurasi elektron 6C (atom C dengan nomor atom 6)
6C = 2 4 → atom C mempunyai 2 kulit, di mana kulit pertama terisi 2 elektron
dan kulit ke-2 terisi 4 elektron.
Konfigurasi elektron 19K (atom K dengan nomor atom 19)
19K = 2 8 9 → inilah yang terjadi ketika siswa bersikukuh mengikuti
aturan 2n2 tadi dan siswa tidak bisa disalahkan, karena
dalam beberapa penjelasan di awal setiap buku bahwa pada kulit ke-3 itu
maksimal boleh terisi elektron sebanyak 18 artinya boleh kurang dari 18. Nah
pada konfigurasi 19K = 2 8 9 kulit ke-3 terisi 9 elektron,
faktanya tidak bolehkan elektron valensi suatu atom itu lebih dari 8. Oleh
karena itu maka diperlukan penjelasan berikutnya bahwa jika pada elektron
valensi lebih dari 8 maka ada ketentuan lain sehingga konfigurasi pada 19K
= 2 8 8 1.
Ketentuannya lain itu sebagai berikut:
1.
Jika sisa elektron lebih dari 8 dan kurang dari 18 maka harus diuraikan
menjadi “8” dan sisanya lagi diisikan pada kulit ke-berikutnya.
2.
Lebih dari 18 dan kurang dari 32 maka harus diuraikan menjadi 18 dan
sisanya selanjutnya mengikuti ketentuan nomor 1, tetapi kalau masih sama atau
lebih dari 18 maka diuraikan lagi menjadi 18 dan sisanya selanjutnya mengikuti
ketentuan no 1.
3.
Lebih dari 32 maka harus diuraikan menjadi 32 dan sisanya selanjutnya
mengikuti ketentuan nomor 2.
Contoh penerapan ketentuan-ketentuan itu sebagai berikut:
31Ga = 2 8 18 3 → perhatikan ini sesuai dengan ketentuan nomor 2, sampai pada
kulit ke-3 tersisa 21 elektron (2 8 21), karena 21 itu lebih dari 18 tetapi
kurang dari 32 maka pada kulit ke-3 itu harus diuraikan menjadi 18, dan sisanya
3 elektron harus diletakkan pada kulit ke-4.
53I = 2 8 18 18 7→ perhatikan ini sesuai dengan ketentuan nomor 2, sampai
pada kulit ke-3 karena maksimal hanya boleh terisi 18 elektron maka sisanya 25
elektron, dan ini harus diuraiakan lagi sesuai ketentuan no 2 (karena sisanya
(25) lebih dari 18 dan kurang dari 32) sehingga pada kulit ke-4 hanya terisi 18
elektron juga dan sisanya diisikan pada kulit ke-4 yaitu sebanyak 7 elektron.
85At = 2 8 18 32 18 7→ sampai pada kulit ke-1 sampai ke-4 ini pengisian
elektron maksimal akan sesuai dengan kaidah 2n2, namun kulit
berikutnya akan berlaku ketentuan di atas. perhatikan ini sesuai dengan
ketentuan nomor 2, sampai pada kulit ke-3 karena maksimal hanya boleh terisi 18
elektron maka sisanya 25 elektron, dan ini harus diuraiakan lagi sesuai
ketentuan no 2 (karena sisanya (25) lebih dari 18 dan kurang dari 32) sehingga
pada kulit ke-4 hanya terisi 18 elektron juga dan sisanya diisikan pada kulit
ke-4 yaitu sebanyak 7 elektron.
Ingat ketentuan tadi hanya berlaku untuk unsur di
golongan A saja. Jadi kalau nomor atom yang diketahui 21-30,
38-48, 57-80, 89-112 (diluar dari nomor atom golongan
utama) maka aturan di atas tidak
berlaku, mungkin unsur tersebut masuk golongan
unsur transisi (golongan B) atau transisi dalam (golongan aktinida atau
lantanida)
Hal penting untuk diperhatikan bahwa elektron valensi
unsur golongan utama (golongan A) tidak boleh lebih dari 8 elektron (maksimal
8). Bagaimana jika masih lebih dari 8 yah ikuti aturan di atas.
Bagaimana cara
menentukan periode dan golongan setelah tahu konfigurasi elektronnya?
§
Periode ditentukan berdasarkan jumlah kulit.
§
Golongan ditentukan berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron di kulit
terluar/terakhir)
Contoh: 6C = 2 4 ; Karena memiliki 2 kulit maka dalam tabel
sistem periodik aton C terletak pada periode ke-2. Elektron valensi adalah 4,
dengan demikian atom C pada tabel sistem periodik berada pada golongan IV-A.
Untuk mengecek konfigurasi elektron, serta letak periode dan golongan
setiap unsur dengan nomor atom yang diketahui silahkan mengunjungi situs http://ptable.com.
Atau dapat juga melihat pada pranala berikut (dapat di-download dengan klik
gambar atau klik kanan dan Save As… Ukuran file 272 KB format PDF)
sumber:
1. ilmukimia.org
2. kimsman1sbw.wordpress.com
3. urip.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar